A letter for Santa
21 Nov 2010 10:55

A letter for Santa 

Believed or not. Jujur aku sampai kelas 3 smp masih suka nulis surat buat santa. :D Padahal sudah tahu kalau Santa itu not real. Hanya saja sudah jadi kebiasaan kalau malam natal diam di depan pohon natal. Baca buku tentang natal. Dengerin lagu natal. Terus make a wish sendiri. Perasaan sih selalu terkabul. Tapi ya permintaannya juga yang wajar-wajar saja. Yang aku ingat yang terakhir. Pohon natal plastik aku rusak. Kami tak punya uang buat beli yang baru. Lagi pula aku sudah tinggal sendiri di rumah Rama. Oh ya, Mudji ! Ingat ga dulu kita potong pohon puncak cemara di depan YPPI subuh-subuh? Wakakak (jangan ditiru ya !) Orang yang lewat pasti bingung. Kenapa itu cemara puncaknya terpapas. Hihihihi. Lalu malam natalnya aku tulis surat buat santa. Santa aku tahun depan mau punya lampu natal. Biar ada gurileup-gurileupnya gitu. Aku janji kalo 2 2 tahun ke depan aku mau cari uang sendiri buat beli lampu natal. Kan 2 taun lagi aku dah sma. Terus begitu teng jam 12 aku berdoa and make a wish. Bukan ke santa tentunya. :) Tapi ke Tuhan kita. Permintaanya pun sedikit banyak sama . Ya terkabul juga akhirnya. Walau waktunya mepeeet bangeth.
Tahun depannya memang aku pasang pohon natal. Tapi aku buat dari kertas karton. Aku ga mau lagi potong pohon cemara di yang bukan milikku. Malu ah. Dan belum mampu juga untuk beli pohon cemara. Tapi di samping pohon natal karton itu aku tebarin kapas ukuran sekitar 50x150cm. Terus aku pajang boneka kecil-kecil. Ceritanya suasana natal. Jadi kan bersalju. Aku pasang lilin buat penerangannya. Ada palungannya. Yang jadi Yesusnya boneka bayi lagi tidur yang biasa buat hiasan kue manye, selamatan bayi itu. Dulu masih terbuat dari lilin. Kalau sekarang sih dah dari plastik ya. Yang jadi Yusufnya tentara-tentaraan dari plastik yang warna hijau. Kebayang kan bayinya segede apa. Yusufnya imut. :D Kalau Marianya aku kebetulan punya patung keramiknya lagi berlutut. Jadi ga terlalu jauh beda. Padahal kan yang kita tahu Yesus itu lahir di palungan di Bethlehem yang tidak bersalju ya. Hihihi. Terus yang jadi orang Majusnya boneka Gufy, Donald Duck sama Superman. Dooh !!! Hmmm kembali ke soal lampu natal. Kebetulan Oma aku berkunjung ke rumah. Kebetulan rumah kami berdekatan. Oma bawakan aku nastar. Mungkin beliau tahu aku sendirian di rumah Rama. Aku sudah tinggal sendiri di rumah itu. Belajar mandiri ceritanya. Padahal aku tidak sendiri. Rumah itu awalnya banyak tikusnya. Hiiii. Jadi oma bawain aku kue buat natalan. Aku ingat beliau bilang gini : " kok dombanya jelek amat. Mirip monster" Sambil tunjuk salah satu boneka karet godzilla. Wakakakak. Memang itu godzilla karet hadiah kalau kita beli Chicky Snack. :D Karena ada banyak jadi ceritanya itu segerombolan domba. Sebelum pulang, Oma bilang hati-hati kalau menyalakan lilin. Nanti terbakar. Matikan saja. Ya aku menurut. Aku nyalain lampu ruangan. Bandelnya begitu oma pulang, aku matikan lagi lampu. Terus nyalakan lagi lilin sambil bermain-main dengan boneka natal versi aku. Suasana redup sepertinya lebih berkesan. Bisa seharian aku duduk disitu. Nyanyi sendiri sampai suara parau pun aku kuat. Tak lama oma pulang, aku tulis lagi buat santa. Santa kenapa ga jawab permintaan aku? Aku kan minta lampu natal buat tahun ini. Apa aku punya salah? Padahal kan aku cuma minta buat tahun ini. Aku kan dah janji kalo sudah sma taun depan aku mau beli sendiri. Kan udah gede. Aku ga boleh minta lagi ke santa. (itu sekelumit surat aku buat santa) Oh ia. Sambil tulis surat aku sambil ngemil nastar dari oma juga. Uenaaaak tenan. :)
Tak lama kemudian. Tok tok tok. Pintu diketuk. Aku ga berpikir itu Oma, jadi aku ya ga matiin lilin. Hihihi. Ternyata yang datang oma sambil bawa 1 set lampu natal. "Tuh kan. Oma pikir pasti kamu bandel. Ini oma belikan lampu natal" Tapi lilinnya matikan ya. Sampai akhir hayatnya oma memang seorang yang sangat berhati-hati soal keamanan rumah. Kadang malah lebay. Hihihi. Akhirnya pohon natal dan boneka natal versi aku komplit sudah dengan lampu yang berkelap kelip. Lilin aku tiup sambil aku ucapkan terima kasih. Dan kebiasaan meniup lilin aku masih lakukan sampai sekarang. 1 tahun 3 kali. Saat ultah, natal dan tahun baru. Biasanya aku tiup sendirian sambil berdoa. Karena itu teman dan saudaraku sudah pada tahu. Apalagi saat tahun baru. Pas detik- detik menjelang tahun baru aku pasti menghilang. Yang lain tiup terompet sambil berteriak happy new year, aku memilih naik ke atas genteng lah, ngumpet di pos satpam lah. Yang penting sepi sendiri supaya bisa make a wish and tiup lilin sambil berdoa.
Kebiasaan membeli lampu Natal tiap tahun pun berlangsung sampai sekarang dari aku kelas 1 sma. Biar yang tahun lalu masih bagus, pokoknya aku harus beli yang baru. Yang lama aku kasih ke teman, panti asuhan, sebagian aku simpan juga. Bahkan tahun lalu kalau ga salah 1 pohon aku pakai 3 set sekaligus. :D Maklum, soalnya itu pemberian jadi aku ga akan kasih ke siapa pun. Tapi kalau ada anak-anak tak mampu yang mau pohon natalnya dihiasi lampu natal, aku dengan senang hati mau kasih. Semampuku ya. :) Aku kan bukan santa. Hihihi. Hanya saja kebiasaan menulis surat untuk santa sudah tak lagi aku lakukan. AKU KAN SUDAH SMA eh...... dah tua kali ya kalau sekarang. Hihihihi

GBU


media options
comments
There are no comments yet, be the first one to leave a comment!

leave a comment »
Login
Username

Pin


 

or


Comment:



navigation
Ivan A letter for Santa Christmas tree
tags
No tags yet

info
shared on
views
1
location
Location: Cicendo, Indonesia
direct link
embed